
JurnalisKapuasHulu.com – Sudah ada ratusan alat tambang emas masuk di Kecamatan Suhaid yang siap melakukan aktivitasnya. Banyaknya alat tambang yang masuk ini tak sedikit juga masyarakat yang menolak.
Warga Suhaid yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, bahwa untuk saat ini alat tambang emas sudah ada kurang lebih 150. “Alat penambangan emas itu ada dari Selimbau dan banyak lagi dari daerah lain, ” katanya saat dihubungi, Senin (08/07/2024).
Dia mengatakan, banyaknya alat tambang di Suhaid itu sudah seminggu ini, alat tersebut banyak masuk dari jalan sawit sementara untuk lanting tambang sendiri dibuat dilokasi.
“Sampai hari ini lanting tambang yang dibuat tersebut belum beroperasi, ” ujarnya.
Dia juga mengaku bingung kenapa alat tambang ini makin banyak masuk ke Suhaid, entah siapa yang mengizinkan alat tambang itu masuk. Sementara banyak masyarakat yang kontra terhadap masuknya alat tambang.
“Intinya masyarakat banyak tidak setuju jika ada aktivitas PETI di Sungai Barang Suhaid karena dampak limbahnya langsung ke sungai, ” ucapnya.
Dia meyakini, banyaknya alat masuk di sungai Batang Suhaid tentunya ada pemodalnya salah satunya Gofin dan Ateng Suhaid dan masih banyak lagi yang lainnya.
“Kita berharap jangan sampai ada aktivitas PETI di Suhaid ini, ” tuturnya.
Sementara Kades Tanjung Harapan Kecamatan Suhaid Sujarparman membenarkan bahwa banyak lanting alat tambang sudah banyak yang masuk ke Batang Suhaid di desanya.
“Sementara ini sudah ratusan unit alat tambang masuk, dari warga ada yang melaporkan alat-alat itu sudah standby dan akan beroperasi dalam waktu dekat,” ujarnya, Minggu (07/07/2024).
Menurut Sujarparman sudah ada pertemuan para pihak menyikapi aktifitas PETI yang akan dilakukan di Batang Suhaid. Hasilnya tidak boleh ada aktifitas penambangan, sebelum mengantongi izin yang berlaku. “Tapi yang terjadi alat tambang masuk terus setiap malam dan semakin ramai,” ucapnya.
Sujarparman menegaskan bahwa dirinya selaku Kepala Desa dan sebagian besar masyarakat desanya menolak adanya aktifitas PETI di Batang Suhaid. Masyarakat di desanya kebanyakan nelayan dan mencari nafkah dari memancing, menebar pukat dan keramba. Bahkan para pembudidaya ikan dan aquarium memanfaatkan air sungai Batang Suhaid.
“Batang Suhaid ini adalah sumber kehidupan kami, termasuk untuk konsumsi, mencuci dan memasak,” tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya sudah menyurati pihak Polda Kalbar, terkait dengan menjamurnya alat pertambangan di Batang Suhaid. Pasalnya dikhawatirkan aktifitas PETI akan merusak sumber kehidupan masyarakat yang bergantung pada sungai Batang Suhaid.
Sementara Kapolres Kapuas Hulu AKBP Hendrawan menyampaikan bahwa beberapa hari yang lalu pihaknya sudah melakukan penertiban PETI di Suhaid dan tidak ada kegiatan beroperasi namun alat-alat pertambangan tersebut masih ada
” Hari ini Kapolsek dan Reskrim saya perintahkan untuk cek TKP, ” pungkasnya. (Opik)