Hari ini : Rabu, 23 April 2025
Jumat, 9 Agustus 2024

Khusairi Usman: Masyarakat Kapuas Hulu Jangan Pecah Persaudaraan Hanya Karena Pilkada

Khusairi Usman
Khusairi Usman
Khusairi Usman
Khusairi Usman

JurnalisKapuasHulu.com – Rois Syuriah PCNU Kapuas Hulu Khusairi Usman mengingatkan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu untuk tetap bersatu menjaga keharmonisan, hidup rukun selama proses Pilkada.
“Kepada seluruh masyarakat jangan hanya karena Pilkada kita pecah bersaudara. Jangan karena Pilkada kita tahu warna berbeda. Kita dari dulu diciptakan berbeda, justru perbedaan itulah membuat kita beragam yang indah, hidup di dalam satu daerah,” katanya, Jumat (09/08/2024).

Menurutnya, proses Pilkada itu tidak berlangsung lama pada 27 November 2024, semua masyarakat diberikan hak pilih. Akan sangat merugi jika karena beda pilihan sampai terjadi ketidakharmonisan.

“Apakah hanya karena Pilkada lalu kita tidak mengakui saudara kita. Apakah gara-gara Pilkada kita lupa ini rumah kita. Pilkada selesai, hidup bersaudara tidak pernah selesai kecuali kita mati,” ujar Khusairi.

Menurutnya, suku di Kapuas Hulu masih bersaudara. Untuk itu dirinya yakin masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu tidak bisa dipecah persaudaraanya. Meskipun saat ini Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu tidak lagi bersama pada Pilkada 2024.

“Meskipun pecah kongsi tetap harus saling menghormati begitu juga dengan Timses, relawan maupun pendukungnya. Jangan saling menjatuhkan dan menjelekkan. Karena mereka berdua masih kita anggap sebagai pemimpin terbaik bagi Kapuas Hulu, ” ungkapnya.

Mantan Kepala Kemenag Kapuas Hulu ini mengatakan dalam proses berdemokrasi, tidak perlu melihat latar belakang suku dan agama.

“Kapuas Hulu ini rumah kita bersama. Kapuas Hulu tidak bisa dibangun hanya satu suku agama. Kapuas Hulu harus dibangun masyarakat ramai. Oleh karenanya, secara khusus koalisi adil bersatu, mari kita melayani masyarakat dengan tidak membedakan suku dan agama. Jangan hanya slogan. Kalau hanya slogan di atas pentas, kita bisa menyampaikan, tetapi dari sifat kita, ” jelasnya.

Selain itu Khusairi mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menjadi wasit yang adil, profesional, objektif, berintegritas, dan bertanggung jawab pada Pilkada 2024.

“Sebagaimana perintah konstitusi, sebagai wasit, pertanggungjawabannya bersifat moral ke duniawiyah bahkan hisab Tuhan bagi kaum beriman di hari akhir kelak. Pemilu yang bersih, beretika, dan tidak ada kecurangan mesti menjadi komitmen seluruh pihak, “ungkapnya..

Dia juga meminta TNI, Polri, dan aparatur sipil negara (ASN) untuk mengawal jalannya pemilu.

“Para pejabat dan aparat TNI, Polri, dan seluruh pihak penyelenggara pemerintahan, dari pusat sampai daerah, diharapkan jiwa patriotisme, profesionalitas, moralitas, dan tanggung jawab konstitusionalnya dalam melaksanakan dan mengawal pemilu yang bersih,” katanya.

Khusairi menuturkan, jika dalam Pemilu terdapat masalah penyimpangan dan kecurangan, penyelesaian yang terbaik adalah melalui jalur hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

“Penyelesaian sengketa pemilu secara hukum ditegakkan dengan lurus disertai kejujuran, akuntabilitas, keterbukaan, dan etika luhur pihak penyelenggara pemilu dan institusi negara yang terkait,” ujarnya.

Sementara kepada seluruh warga negara, Khusairi mengingatkan untuk menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab serta tidak masuk dalam golongan putih atau Golput.

“Sebagai wujud dari tanggung jawab kebangsaan, ikutilah pemilu dengan tertib, aman, damai, taat asas, cerdas, kritis, dewasa, beretika, toleransi, dan sikap saling bersaudara. Pemilu harus menjadi arena merekatkan persaudaraan politik yang lahir dari kejernihan akal, budi, kebaikan, dan keutamaan hidup milik bersama,” jelasnya.

Ia juga meminta agar masyarakat menghindari kebencian dan permusuhan.

“Hindari suasana kebencian dan permusuhan antarsesama, semua pihak, baik elite maupun warga. Penting berintrospeksi diri bagaimana menjadi teladan terbaik dalam mengikuti dan menyelenggarakan kontestasi demokrasi yang bersendikan jiwa hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan.” pungkasnya. (Opik)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Berita Populer

Go toTop