JurnalisKapuasHulu.com – Kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) di Kapuas Hulu terus meningkat. Dari data Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu mencatat hingga Agustus 2024 terdapat 198 kasus gigitan HPR.
Bahkan akibat kasus gigitan HPR tersebut, empat warga Kapuas Hulu pun menjalani perawatan di rumah sakit.
Skondi dr Hewan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu menyampaikan, kasus gigitan HPR di Kapuas Hulu sudah tinggi sejak bulan Januari 2024 yang terjadi di Kecamatan Badau berjumlah 18 kasus. Hanya saja pihaknya belum bisa mendapatkan sampel kepala HPR.
“Dari 198 kasus gigitan HPR ini, ada 4 kepala anjing yang sudah kita uji laboratorium dan tiga yang positif rabies, ” katanya.
Skondi mengatakan, tiga kepala anjing yang positif rabies ini berasal dari Kecamatan Seberuang dua kasus dan satu di Semitau.
“Kasus gigitan HPR yang tinggi ini memang berada di Kecamatan Seberuang, Semitau dan Putussibau Utara, Badau dan Silat Hilir, ” ujar Skondi.
Skondi mengatakan, kasus gigitan HPR tertinggi terjadi pada bulan Juli 2024 mencapai 60 kasus. “Tingginya kasus HPR di Kapuas Hulu dipicu dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan terjadinya kasus gigitan, ” ujarnya.
Lanjut Skondi, untuk sementara ketersediaan vaksin untuk HPR saat ini masih kosong. Bahkan pihaknya baru ingin mengajukan kepada Pemkab Kapuas Hulu untuk pengadaan vaksin.
“Kita masih meminta anggaran untuk pengadaan vaksin, ” ucap Skondi.
Sementara Kastono Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kapuas Hulu menyampaikan, bahwa akibat kasus gigitan HPR yang terjadi di Kapuas Hulu ini, ada empat warga Kapuas Hulu masih menjalani perawatan dirumah sakit.
“Dua warga Silat Hilir langsung dibawa ke Pontianak. Dua Kecamatan Seberuang juga dirawat di rumah Sakit Semitau, ” ujar Kastono.
Kastono mengatakan, pihaknya juga sudah menunjuk beberapa Puskesmas sebagai rabies center. Puskesmas ini ditunjuk sebagai pusat penanganan kasus rabies.
“Puskesmas yang kita tunjuk sebagai rabies center itu Puskesmas Seberuang, Silat Hilir dan Empanang, ” tuturnya.
Lanjut Kastono, untuk menekan tingginya kasus gigitan HPR ini, dirinya mengimbaj agar masyarakat yang memiliki anjing peliharaannya untuk dapat mengikat dan mengandanginya.
“Karena kasus gigitan HPR banyak dilakukan oleh anjing peliharaan, ” ucapnya.
Sambungnya, selain itu ia mengingatkan kepada masyarakat yang terkena gigitan HPR agar dapat memeriksakan kesehatan ke pusat pelayanan kesehatan terdekat sehingga dapat ditangani dengan baik.
“Kita juga selalu menyediakan vaksin untuk manusia di setiap Puskesmas, ” pungkas Kastono. (Opik)