
JurnalisKapuasHulu.com – Sebanyak 475 personel gabungan lintas satuan dan fungsi di Polres Kapuas Hulu menggelar simulasi penanganan dan pengamanan dengan pendekatan sistem pengamanan kota (Sispamkota) dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kapuas Hulu 2024 di Lapangan Wira Pratama Polres Kapuas Hulu, Minggu (25/08/2024).
Simulasi Sispamkota tersebut menggambarkan situasi konflik selama tahapan Pilkada Kapuas Hulu yang ditangani dan diamankan tim gabungan Polri, TNI, dan stakeholders dengan proporsional dan cepat. Simulasi yang berlangsung selama satu jam itu disaksikan Kapolres Kapuas Hulu AKBP Hendrawan, Asisten 1 Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, Perwakilan Kodim 1206 Psb, perwakilan Yonif Wls, Ketua KPU Kapuas Hulu, Bawaslu Kapuas Hulu hingga perwakilan Ketua Pengadilan Negeri Putussibau, Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu serta para tamu undangan dari partai politik (parpol) dan tokoh masyarakat.
Sistem pengamanan dimulai dari pengawalan pribadi Calon Bupati (Cabup) saat pelaksanaan kampanye. Seorang Bupati menyampaikan orasi politik di hadapan pendukungnya. Saat orasi itulah tiba-tiba ada orang tak dikenal menyerang dengan senjata tajam. Tim Pengawalan Pribadi (Walpri) yang terdiri atas empat personel langsung sigap menyelematkan Cabup. Sempat terjadi perkelaihan antara personel Walpri dengan orang tak dikenal hingga akhirnya penyerang itu berhasil dibekuk.
Dalam perjalanannya, mobil Calon Bupati juga diserang dengan menggunakan senjata api, berupa senjata laras panjang. Sempat terjadi adu tembak antara Walpri dan penembak misterius. Akhirnya, penembak misterius itu terkena tembakan dan berhasil ditangkap petugas.
Setelah tahapan kampanye, masuk masa tenang dan distribusi logistik. Kemudian proses pemungutan suara dilakukan.
Tiba-tiba ada sekelompok massa yang baru pulang dari perantauan ingin menggunakan hak pilihnya tetapi waktu pemilihan sudah habis. Terjadi adu mulut antara Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan warga perantauan itu. Hingga akhirnya, warga tetap tak bisa gunakan hak suara dan memilih mengawasi proses penghitungan.
Dalam proses penghitungan suara itu warga menemukan indikasi kecurangan. Mereka protes dengan indikasi kecurangan itu. Mereka menyatakan tidak terima dan meminta supaya Pemilu diulang. Dari TPS itu, mereka bergerak ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendesak adanya pemilu ulang. Massa semakin besar dengan membawa spanduk dan poster yang menuntut KPU mengulang pemungutan suara karena ada indikasi kecurangan.
Dari KPU tak memberi jawaban yang memuaskan. Akhirnya massa semakin emosional. Massa warga pun bentrok dengan aparat Polres Kapuas Hulu yang menggunakan tameng dan helm. Tembakan water canon disemprotkan untuk membubarkan massa tetapi massa semakin menjadi-jadi. Tim huru-hara diterjunkan untuk menembakkan gas air mata. Akhirnya, massa pun bubar dengan sendirinya.
Kapolres Kapuas Hulu AKBP Hendrawan menyampaikan, simulasi Sispamkota ini dilaksanakan dengan melibatkan 475 personel dan melibatkan sejumlah Polsek. Simulasi ini dilakukan bertujuan untuk memberi gambaran kepada seluruh personel dan tamu undangan tentang perkiraan potensi kerawanan yang akan muncul di setiap tahapan Pilkada yang dimungkinkan terjadi.
Potensi kerawanan itu kata Kapolres, dapat terjadi mulai dari tahapan kampanye, dimana terdapat penyerangan yang membahayakan keselamatan calon kepala daerah
“Untuk itu, kami melakukan pengamanan bagaimana memberi rasa aman kepada calon kepala daerah pada saat tahapan kampanye dilaksanakan. Kemudian ada masa tenang dan tahapan pemungutan suara. Ketika ada potensi kerawanan berupa perusakan karena ketidakpuasan dari sejumlah orang yang akhirnya mereka unjuk rasa di TPS hingga KPU. Untuk itu, kami melakukan pengmanan sispamkota yang selalu diawali dengan latihan terus-menerus,” jelas Kapolres.
Kapolres mengatakan, pihaknya mengskmulasikan beberapa adegan sesuaidengan situasi dan kondisi terburuk sehingga pada saat pelaksana Pilkada, apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan setiap personil itu paham dan mengerti serta bisa mengambil tindakan yang terukur.
“Tetapi kita mengharapkan pada Pilkada nanti tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Itukan hanya simulasi saja tadi, ” ucap Kapolres.
Dalam pengamanan kedepan, Hendrawan tetap sinergi dengan TNI, Pemda, dan stakeholders terkait lainnya. Dia berharap kepada seluruh masyarakat untuk tetap dapat menjaga kondusivitas wilayah Kapuas Hulu pada setiap tahapan Pilkada hingga pascapemungutan suara.
“Sispamkota ini dilakukan dengan standar yang ada dengan sinergi dan didukung oleh potensi sumber daya manusia yang ada di Kapuas Hulu. Ketika ekskalasi politik memanas maka kami akan bergerak meminta bantuan kepada satuan di atasnya, ” ujar Kapolres.
Sementara Iwan Setiawan Asisten I Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kapuas Hulu terkesan dengan simulasi yang diperagakan di Sispamkota tersebut. Dia mengapresiasi pola Sispamkota yang disimulasikan Polres Kapuas Hulu yang luar biasa.
“Luar biasa, semua hebat. Jaga kesehatan. Pemilu sebentar lagi dimulai. Persiapan pengamanan sudah disiapkan dengan baik. Selain menyiapkan fisik dan mental maka jangan lupa untuk berdoa kepada Tuhan. Semoga gambaran konflik dalam simulasi ini tidak terjadi di Kapuas Hulu. Tetap semangat, jaga Pilkada dan jaga Kapuas Hulh” ujar Iwan.
Iwan juga mengharapkan apa yang di adegan dalam simulasi Simpakota oleh Polres Kapuas Hulu jangan sampai terjadi saat proses Pilkada Kapuas Hulu berlangsung.
“Yang jelas simulasi Sispamkota ini menjadi kekompakan dari Polres Kapuas Hulu dalam mengamankan Pilkada 2024. Dan kami siap mendukung upaya dari Polres Kapuas Hulu dalam menjaga ketertiban dan keamanan Pilkada, ” pungkas Iwan. (Opik)