Hari ini : Rabu, 23 April 2025
Jumat, 13 Desember 2024

Penyakit Demam Babi Afrika Serang Malaysia, BKHIT Kalbar Perketat Pengawasan Lalu Lintas Barang di Perbatasan

drh. Muamar Darda selaku Ketua Tim Karantina Hewan BKHIT Kalbar
drh. Muamar Darda selaku Ketua Tim Karantina Hewan BKHIT Kalbar
drh. Muamar Darda selaku Ketua Tim Karantina Hewan BKHIT Kalbar
drh. Muamar Darda selaku Ketua Tim Karantina Hewan BKHIT Kalbar

JurnalisKapuasHulu.com – Penyakit Africa Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika mulai menyerang daerah perbatasan di Malaysia tepatnya di Mongkos Distrik Tebedu, Sarawak Malaysia.

Dari Malaysia pun sudah mengeluarkan Surat Pemberitahuan dari Jabatan Perkhidmatan Veteriner Sarawak Bahagian Samarahan No (8)DVS/SMH/600/9/VOL.1 menginformasikan bahwa telah terjadi kejadian baru penyakit ASF pada Jumat 13 Desember di Sarawak.

Untuk diketahui, Sarawak merupakan negara bagian Malaysia yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Oleh karena itu, risiko masuknya penyakit ini cukup tinggi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Kalimantan Barat Satpel PLBN Nanga Badau bersinergi bersama CIQS PLBN Badau, Satgas Pamtas RI-MLY dan Forkopimcam di perbatasan melakukan optimalisasi pengawasan lalu lintas barang, khususnya untuk babi dan turunannya sebagi upaya untuk mencegah infeksi virus ASF di wilayah perbatasan.

drh. Muamar Darda selaku Ketua Tim Karantina Hewan BKHIT Kalbar menghimbau masyarakat untuk tidak membawa ataupun melakukan kontak dengan hewan babi dan produknya, baik keluar dari indonesia maupun ke dalam indonesia.

“Untuk itu kita bersama-sama mencegah kejadian baru penyakit ASF di wilayah perbatasan. Dengan dampak negatif yang cukup besar, akan sangat merugikan masyarakat perbatasan baik dari segi ekonomi maupun kesehatan ternak warga perbatasan. Mari bersama sama kita waspada dan cegah ASF, dimulai dari kita, oleh kita dan untuk kita semua, “ katanya, Jumat (13/12/2024).

Muamar menjelaskan, ASF atau yang biasa dikenal dengan demam babi afrika adalah salah satu penyakit pada babi yang disebabkan  virus non zoonosis (tidak menular ke manusia) yang menyerang baik babi liar maupun babi ternak di segala umur dan menyebabkan babi sakit dengan tingkat kematian mencapai 100 persen.

“Untuk diketahui, sampai saat ini belum ada cara efektif dalam pengobatan penyakit ASF. Belum adanya vaksin dan media penyebaran virus yang sangat beragam,” ujarnya.

Menurutnya, babi tertular yang tidak menunjukkan gejala klinis ASF juga menjadi carrier (agen pembawa), sehingga apabila terjadi kasus di satu kandang, maka babi di kelompok tersebut harus segera dipisahkan untuk mencegah penularan ke kelompok lainnya.

“Maka dari itu saya mengajak masyarakat perbatasan untuk jga ternak kita jangan sampai tertular ASF,” pungkasnya. (Opik)

 

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Berita Populer

Go toTop