Hari ini : Minggu, 8 Juni 2025
Minggu, 8 Juni 2025

Ngeri ! 25 Warga Kapuas Hulu Meninggal Karena HIV-AIDS

Penderita HIV-AIDS (Ilustrasi)
Penderita HIV-AIDS (Ilustrasi)

JurnalisKapuasHulu.com- Di Kabupaten Kapuas Hulu berdasarkan data yang ada sudah ada 25 orang yang meninggal karena HIV-AIDS  dari jumlah 139 orang terdata sebagai pengidap HIV-AIDS di Kapuas Hulu sejak 2016 hingga tahun 2025.

Dari 139 itu, Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) yang menjalani pengobatan secara teratur sebanyak 74 orang, yang gagal follow up sebanyak 31 orang.

Sedangkan penderita yang masuk perawatan, tapi belum memulai pengobatan sebanyak 9 orang, dikarenakan menderita penyakit penyerta lainnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan jumlah warga Kapuas Hulu penderita baru hingga tahun 2025 hingga Mei sebanyak 19 orang.

Dimana tersebar di 11 Kecamatan yaitu, Kecamatan Putussibau Selatan 5 orang, Putussibau Utara 3 orang, Embaloh Hilir 3 orang, Boyan Tanjung 1 orang, Hulu Gurung 1 orang, Kalis 1 orang, Silat Hulu 1 orang, Bika 1 orang, Jongkong 1 orang, Pengkadan 1 orang, dan Badau 1 orang dengan angka kematian ODHIV sebanyak 2 orang.

Kemudian pada 2024 tercatat 32 yang tersebar di Kecamatan Putussibau Utara 9 orang, Putussibau Selatan 6 orang, Boyan Tanjung 5 orang, Hulu Gurung 1 orang, Kalis 3 orang, Silat Hilir 2 orang, Bika 2 orang, Jongkong 1 orang, Pengkadan 1 orang, Bunut Hulu 1 orang dan Selimbau 1 orang dengan angka kematian sebanyak 4 orang.

Angka kesakitan HIV di Kabupaten Kapuas Hulu yang tercatat mulai tahun 2016 hingga saat ini masih terkonsentrasi pada 4 populasi kunci.

Paling banyak adalah Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) atau homoseksual, Waria (transgender), Pekerja Seks Perempuan (PSP) dan Pengguna Narkoba Suntik (penasun).

Kastono Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes PP KB Kapuas Hulu menjelaskan, untuk langkah Dinkes PP KB sendiri, telah melakukan kampanye edukasi tentang seks yang aman, penggunaan kondom, dan pentingnya pengujian HIV secara rutin.

“Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko HIV dan cara mencegah penyebarannya,” katanya kemarin.

Kemudian, Dinkes PP KB Kapuas Hulu juga telah melakukan tes dan Konseling, dengan menyediakan fasilitas pengujian HIV di 23 Puskesmas dan 3 Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu (RS dr Achmad Diponegoro Putussibau, RS Semitau dan RS Badau) dan konseling bagi masyarakat.

“Pengujian ini penting untuk mendeteksi infeksi HIV sejak dini, sehingga langkah penanganan dapat segera diambil,” ucapnya.

Sedangkan untuk akses pengobatan, jelas Kastono, setiap individu yang terinfeksi HIV membutuhkan akses yang mudah terhadap pengobatan antiretroviral (ARV)

“Kami menyediakan ARV kepada semua penderita HIV yang membutuhkan, dan untuk saat ini pengambilan pengobatan sudah di lakukan di 7 Fasilitas Kesehatan, yaitu di RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau, Puskesmas Putussibau Utara, Puskesmas Putussibau Selatan, Puskesmas Badau, Puskesmas Kalis, Puskesmas Jongkong, dan Puskesmas Semitau,” ujarnya.

Dijelaskan juga, selain pengobatan fisik, penderita HIV juga membutuhkan dukungan psikososial untuk mengatasi stigma dan dampak emosional yang mungkin timbul, sehingga mengakibatkan ODHIV bisa putus berobat.

“Kami telah bekerja sama dengan Lintas Sektor terkait serta tokoh agama, media massa, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Tokoh Masyarakat setempat,” ucapan.

Selain itu juga, Dinkes PP KB Kapuas Hulu, telah melakukan pemantauan terhadap kondisi penderita HIV dan AIDS secara rutin.

“Hal ini penting untuk memastikan bahwa pengobatan efektif dan tepat diberikan kepada penderita HIV,” ujarnya.

Lanjut Kastono, pihaknya melakukan pemeriksaan Viral Load, dimana pemeriksaan ini dapat dilakukan di RSUD dr Achmad Diponegoro Putussibau, untuk mengukur jumlah virus HIV di dalam darah.

“Pemeriksaan ini membantu mengevaluasi efektivitas pengobatan dan mengontrol perkembangan virus. Dengan memantau viral load secara teratur, dan dapat menilai sejauh mana pengobatan berjalan dengan baik,” ucapnya.

Secara tegas Kastono menjelaskan bahwa, HIV ini  merupakan virus yang sangat berbahaya. Cara kerja virus ini dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan sistem kekebalan tubuh sangat penting agar tubuh secara mandiri bisa melawan kuman penyakit yang akan masuk

“Sampai saat ini belum ada obat yang bisa melawan HIV. Waspada penularan HIV sangat penting dilakukan. Penyakit yang disebabkan oleh HIV disebut AIDS, yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh yang signifikan dan membuat tubuh rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya,” ujarnya.

Meski sangat menakutkan karena berbahaya, namun kata Kastono, sebenarnya tidak sembarang orang dapat tertular virus ini.

Selama menjalankan pola hidup sehat dan benar, tidak akan tertular.

“Virus berbahaya ini hanya bisa berpindah melalui cairan seperti darah, Air Susu Ibu, dan hubungan seksual,” pungkasnya. (Opik)

 

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Berita Populer

Go toTop