
JurnalisKapuasHulu.com – Karantina Kalimantan Barat melalui Satuan Pelayanan (Satpel) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau menyerahkan sejumlah media pembawa berupa produk hewan dan tumbuhan kepada Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kalimantan Barat.
Penyerahan ini berlangsung pada, Sabtu (14/06) di wilayah PLBN Badau. Kegiatan tersebut merupakan wujud nyata komitmen Karantina Kalbar dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan mencegah masuk serta keluarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) & Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
Media pembawa yang diserahkan meliputi lima paket kayu gaharu, dua potong tanduk rusa, dan satu koli sisik trenggiling. Barang-barang ini terdeteksi tidak memiliki dokumen karantina lengkap dari negara asal. Penyerahan tersebut menandai langkah penting dalam upaya penegakan hukum terhadap lalu lintas ilegal produk hewan dan tumbuhan yang berpotensi membawa penyakit atau merusak ekosistem lokal.
Kepala Karantina Kalimantan Barat, Amdali Adhitama, menekankan pentingnya sinergi antar lembaga.
“Kegiatan ini menunjukkan kolaborasi erat antara Karantina Kalbar dan KSDAE dalam melindungi sumber daya alam kita. Kami berkomitmen penuh mencegah masuknya hama dan penyakit yang dapat merugikan sektor pertanian, perkebunan, serta kelestarian lingkungan di Kalimantan Barat,” ujarnya.
Sementara itu, Septyardhi Haryono, Penanggung jawab Satpel PLBN Nanga Badau, menambahkan bahwa upaya ini sangat penting. “Setiap media pembawa yang tidak dilengkapi dokumen resmi berpotensi besar membawa ancaman serius. Penyerahan ini menjadi bukti keseriusan kami dalam menjaga perbatasan dari praktik ilegal yang merugikan. Kami akan terus meningkatkan pengawasan demi keamanan hayati nasional,” tegasnya.
Sementara Joko Mulyo Selaku Kasi Konservasi Wilayah II KSDAE Sintang menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang sudah bersinergi dan menjaga kelestarian tumbuhan satwa liar.
“Sehingga kita bersama – sama menjaga konservasi. Maka dari itu saya ingatkan kepada masyarakat untuk dapat menjaga tumbuhan satwa liar agar tetap lestari,” pungkasnya. (Opik)