
JurnalisKapuasHulu.com – Warga Kapuas Hulu, khususnya di Desa Nanga Dua Kecamatan Bunut Hulu mengeluhkan mahalnya kebutuhan pokok dan BBM akibat jalan dan jembatan rusak parah. Jalan yang merupakan kewenangan pemerintah Kabupaten ini juga menghubungkan ke Desa paling ujung yakni Desa Batu Tiga.
Sudario Warga Desa Nanga Dua Kecamatan Bunut Hulu menyampaikan, bahwa terdapat 4 kilometer jalan dari Desa Payang menuju Desa Nanga Dua kondisinya hancur dan sulit dilalui, bahkan ada belasan jembatan yang rusak total dan harus segera diperbaiki pemerintah daerah.
“Jalan dari Desa Payang menuju Nanga Dua itu jaraknya 12 kilometer, tetapi ada 4 kilometer jalan tempat kami rusak parah,” katanya, Rabu (16/7).
Akibat jalan rusak ini kata Sudario, kendaraan roda empat pun tidak bisa masuk sehingga ketika ada warga yang sakit atau mau melahirkan hendak dibawa ke Puskesmas, terpaksa hari melalui jalur sungai.
“Namun untuk melalui jalur sungai, biaya yang harus dikeluarkan sangat besar,” tuturnya.
Akibat kerusakan jalan ini kata Sudario, distribusi kebutuhan pokok seperti sembako dan BBM dari ibukota kecamatan tersendat dan mahal. Sehingga aktivitas sosial dan ekonomi warga pun terhambat.
“Sekarang saja harga Pertalite Rp18-20 ribu perliter. Belum lagi beras merk 07 harganya mencapai Rp130-150 perkarung. Kemudian harga gula Rp20-23 ribu perkilo,” ungkapnya.
Sudario pun berharap, jalan di desanya ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Kapuas Hulu, mengingat jalan ini merupakan akses bagi masyarakat desa Nanga Dua maupun masyarakat Desa Batu Tiga.
“Kita juga ingin jalan di desa ini mulus seperti desa-desa lain,” harapnya.
Ditambahkan Sumardi Kasi Pemerintahan Desa Nanga Dua membenarkan kondisi jalan dan jembatan di desanya sungguh sangat parah dan memprihatinkan.
“Sudah lama jalan dan jembatan didesa kami kondisinya memprihatinkan,” ucapnya.
Ia mengatakan, dampak dari kondisi jalan seperti ini, membuat harga sembako di desanya pun mahal.
“Mobil yang digunakan untuk melangsir barang-barang kebutuhan masyarakat, mereka terpaksa harus melewati jalan tersebut dengan terpaksa dengan kondisi jalan dan jembatan menuju desa Nanga Dua rusak parah,” ujarnya.
Sejauh ini kata Sumardi, masyarakat di desanya pernah melakukan gotong royong perbaikan jalan dengan seadanya saja. Sementara dari Pemda Kapuas Hulu belum pernah sama sekali melakukan pembangunan maupun perbaikan terhadap jalan dan jembatan yang ada,” pungkasnya. (Opik)