Hari ini : Sabtu, 26 Juli 2025
Jumat, 25 Juli 2025

Dua Desa di Empanang Kesulitan Air Bersih, Andalkan Air Galon dan Kolam

JurnalisKapuasHulu.com – Warga di daerah perbatasan Indonesia – Malaysia khususnya di Kecamatan Empanang terdapat dua desa mengalami kesulitan air bersih. Dua desa tersebut adalah Desa Nanga Kantuk dan Keling Panggau. Kondisi ini pun sudah sangat lama dialami warga perbatasan.

Warga perbatasan pun harus mengandalkan air galon dan kolam untuk kegiatan sehari-hari. Sementara untuk mengandalkan air sungai tidak bisa karena tidak layak untuk konsumsi.

“Sekarang kami menggunakan  air dari kolam warga. Sebenarnya sumber air tersebut tidak layak untuk MCK, tetapi mau tidak mau lah. Disamping itu, dengan mengunakan alat sedot membuat biaya listrik mahal,” kata Iskandar Abe Warga Desa Nanga Kantuk Kecamatan Empanang kemarin.

Abe mengatakan, hilangnya air bersih di Nanga Kantuk dampak dari kegiatan proyek jalan BTS Badau – Nanga Kantuk.

“Mulai dari proyek tersebut dimulai 2021sampai sekarang air bersih tidak mengalir ke Nanga Kantuk lagi. Pipa banyak yang harus diperbaiki dari Dusun Ensanak – Nanga Kantuk,” ujarnya.

Selama ini kata Abe, masyarakat sudah berupaya mendesak kontraktor pelaksana, untuk melakukan perbaikan, namun upaya yang dilakukan pihak kontraktor pelaksana belum berhasil, air tidak mengalir ke Nanga Kantuk.

“Saya sebagai masyarakat Desa Nanga Kantuk sangat berharap kepada Pemkab Kapuas Hulu untuk segera mendesak kontraktor pelaksana melakukan perbaikan jaringan air bersih. Karena sumber air bersih tersebut, adalah satu-satunya sumber air bersih yang mengalir ke Nanga Kantuk,” harapnya.

Sementara itu Didi Warga Dusun Empakan Desa Keling Panggau Kecamatan Empanang juga membenarkan bahwa daerah Empanang, warga sangat kesulitan air bersih.

“Di Kecamatan Empanang ada dua desa  yang belum ada air bersih. Di Dusun saya idak ada air bersih, cuma mengharapkan membeli air galon saja,” ucapnya.

Didi mengatakan, dari dulu untuk air bersih sudah tidak ada, tapi dulu tahun 2015 memang sudah pernah ada bantuan dari perusahaan untuk mengalirkan air bersih, namun hanya seminggu hingga sekarang tidak ada lagi.

“Penyebabnya saat itu kekurangan dana dan sistem pengaturannya juga dari pihak kita,” tuturnya.

Didi mengatakan, warganya tidak bisa menggunakan air sungai yang ada untuk konsumsi, cuma bisa di sedot untuk kebutuhan MCK saja.

“Kita berharap kedepannya, semoga ada pihak pemerintah dan perusahaan sawit bisa membantu warga kami di 2 desa ini untuk bisa memperhatikan keadaan masyarakat yang sudah lama tidak ada air bersih,” pungkasnya. (Opik)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Berita Populer

Go toTop