JurnalisKapuasHulu.com – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kapuas Hulu mencatat sebanyak 14 kasus kekerasan pada perempuan dan anak terjadi selama tahun 2024. Sementara untuk saat ini tahun 2025 baru 4 kasus.
Emerita Lalong Kabid Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak pada Dinas Sosial P3A Kapuas Hulu menyampaikan, bahwa dari 14 kasus tersebut menimpa 10 anak dan 4 orang dewasa termasuk ada kasus TPPO.
“Jika dilihat dari jumlah kasus kekerasan perempuan dan perlindungan anak ini cukup tinggi,” katanya baru-baru ini.
Emerita mengingatkan masyarakat jangan takut lapor kepada pihaknya maupun kepolisian jika ada kasus pelecehan dan kekerasan di lingkungannya, apalagi yang terjadi didalam keluarga.
“Biasanya masyarakat terkadang malu melaporkan kepada pihak yang berwajib karena takut aibnya tersebar,” ujarnya.
Lanjutnya, jika ada kasus pelecehan maupun kekerasan, bisanya pihaknya melakukan pendampingan hingga tingkat kabupaten.
Seperti kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di Kecamatan Suhaid, dimana kasus tersebut menjadi mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi Kalbar hingga dari Lembaga Layanan Sosial Baturaden Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak turun tangan dalam hal ini.
“Tapi kasusnya ini sudah selesai di ranah hukum, dimana sudah ada beberapa orang yang ditetapkan tersangka,” ujarnya.
Lanjut Emerita, dari sekian banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, tidak semuanya mereka lakukan pendampingan, pendampingan juga akan diberikan jika ada permintaan dari pihak kepolisian.
“Sepanjang dari pihak kepolisian meminta untuk mendampingi, ya kita dampingi. Kita belum ada Unit Layanan Teknis (ULT) tenaga Pekerja Sosial kita belum ada di Kapuas Hulu. Kita juga tidak ada psikolog anak sehingga ada kasus anak kita larikan ke Sintang,” pungkasnya. (Opik).
