
JurnalisKapuasHulu.com – Proyek pembangunan turap penahan Tebing yang berlokasi di Desa Sungai Uluk Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat sudah lama selesai dibangun.
Namun saat ini penahan tebing tersebut ada sebagian yang sudah ambruk karena dihantam derasnya air sungai. Proyek yang dibangun secara bertahap itu sebelumnya diinformasikan menelan biaya APBN kurang lebih Rp100 miliar selama 5 tahun sejak 2019-2023 Proyek tersebut kini jadi sorotan masyarakat.
Menyikapi hal tersebut Agustinus Ketua SABER Kalbar menyampaikan, dirinya sudah melihat langsung proyek penahan tebing tersebut dan memang pembangunan penahan tebing itu sudah selesai.
“Lagipula proyek penahan tebing tersebut sudah lama selesai sejak 2021/2022 ,” katanya, Selasa (30/9).
Agustinus mengatakan, dari informasi yang didapatkan dan dari hasil peninjauan yang dilakukan. Pekerjaan tersebut sudah dilakukan empat kali kegiatan dan dari empat kali kegiatan tersebut terdapat perbedaan design dari masing masing paket kegiatan tersebut diantaranya pertama, ada yang menggunakan pipa spiral panjang 18 meter dan 12 meter dan ada yang tidak menggunakan pipa spiral.
Kedua, ada yang mengunakan papan turap panjang 7.5 meter dan panjang 10 meter dan ada yang menggunakan CCSP.
Ketiga, ada yang menggunakan design pengikat antara pipa sprial luar dan dalam menggunakan las besi dan ada yang menggunakan cor beton. Keempat, ada yang bagian bawah turap menggunakan kawat bronjong dan ada yang menggunakan kubus beton
“Adanya titik perkuatan tebing Sungai Uluk yang sudah kedorong tanah dan posisi saat ini miring dan hampir tumbang tapi masih ketahan bagian hulu dan hilir perkuatan tebing tersebut. Karena yang kami liat robohnya ini pas di daerah lebak karna disana ada box,” ujar Agustinus.
Agustinus mengatakan, ambruknya sebagian penahan tebing tersebut akibat kikisan arus air dari bagian sungai Kapuas sehingga mengikis bagian bawah turap dan saat terkikis posisi turap menggantung makanya saat terima dorongan beban jadi patah bagian bawah lagipula di titik ini info yang kami dapatkan hanya di pasang pipa spiral panjang 12 meter dan menurut kami jika 12 meter memang tidak sampai ke titik tanah keras alias masih gantung.
“Karena jika dilihat yang miring dan terdorong saat ini hanya terjadi ditengah saja pas daerah lebak dan aliran sungai yang ada box,” tuturnya.
Agus pun menegaskan, jika pekerjaan ini gagal maka harusnya sepanjang turap sudah roboh ke sungai Kapuas tapi ini hanya dibagian tengah saja.
“Jika dilihat pelaksanaan juga yg dilaksanakan pekerjaan itu pada tahun 2021 dan sekarang 2025. Dan jika dilihat lagi kondisi alam Kapuas Hulu dalam lima tahun terakhir telah terjadi beberapa kali banjir besar. Jadi murni ini juga ada pengaruh alam,” ungkapnya.
Untuk itu kata Agustinus, dari pelaksanaan pertama sampai yang terakhir, pekerjaan ini selalu di diperbaharui dengan design yang berbeda untuk mendapatkan hasil terbaik.
“Tentunya dan harapan kami pihak Balai SDA juga segera perhatikan jangan sampai ini dibiarkan sebelum mengalami kerusakan lebih parah lagi karena akan berakibat putusnya jalan warga ke hilir,” ujarnya.
Maka dari itu kata Agus, pekerjaan ini sudah lama juga selesai,sekali lagi jika di lihat secara menyeluruh.
“Dan Inikan jika di lihat karena dampak alam, dan kita susah kalau sudah berbicara masalah alam dan kita tak bisa melawan. Tapi besar harapan kami masyarakat Sungai Uluk, agar Balai SDA Kalbar jadikan ini sebagai perhatian agar terpelihara dengan baik,” harapnya.
Ditambahkan Anes Tokoh Masyarakat Desa Sungai Ulu mengatakan, dirinya yakin dan percaya bahwa proyek tersebut dikerjakan sudah melalui mekanisme dan aturan yang berlaku.
“Jika kita lihat ambruknya sebagian penahan tebing inikan karena kondisi alam. Dan saya juga yakin pekerjaan ini sudah dilakukan pemeriksaan oleh pihak berwenang,” ucapnya.
Justru kata Anes, dirinya yang yang merupakan putera asli Sungai Uluk ini mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Pusat karena sudah dibangun nya penahan tebing ini.
“Tak dapat dibayangkan jika Pemerintah Pusat tidak cepat membangun penahan tebing tersebut. Bisa jadi jalan dan rumah warga yang ada akan terancam longsor,” ungkapnya.
Namun sebagai masyarakat, dirinya tetap berharap, pemerintah pusat melalui Balai SDA Kalbar dapat kembali melakukan perbaikan terhadap penahan tebing ini jangan sampai putus dan tentunya dengan rencana dan design yang paling baik dan tepat.
“Mudah-mudahan dari dari Balai SDA kalbar dapat kembali melakukan perbaikan pemeliharaan terhadap penahan tebing Sungai Uluk yang sudah dibangun ini, karena kita khawatir juga jika lambat laun penahan tebing ini akan putus dan sangat merugikan masyarakat,” pungkasnya. (Opik)