Hari ini : Selasa, 22 April 2025
Rabu, 14 Agustus 2024

Warga Suhaid Menderita Gatal-gatal, Diduga Dampak Penambangan Emas

Kondisi air Sungai Batang Suhaid ini semakin keruh diduga tercemar kegiatan pertambangan
Kondisi air Sungai Batang Suhaid ini semakin keruh diduga tercemar kegiatan pertambangan
Kondisi air Sungai Batang Suhaid ini semakin keruh diduga tercemar kegiatan pertambangan
Kondisi air Sungai Batang Suhaid ini semakin keruh diduga tercemar kegiatan pertambangan

JurnalisKapuasHulu.com – Aktivitas penambangan emas tanpa izin di wilayah Kecamatan Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu ditakutkan berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Selama beberapa hari terakhir, warga di Kecamatan Suhaid melaporkan menderita gatal-gatal karena mandi di Sungai Batang Suhaid, diduga karena air yang tercemar aktivitas tambang masuk sungai Batang Suhaid.

“Ya benar, warga sudah mulai mengalami gatal-gatal. Air sungai sekarang sudah tidak bisa digunakan, ” kata warga Kecamatan Suhaid yang enggan disebutkan namanya kemarin.

Ia mengatakan, kondisi air di Batang Suhaid saat ini sudah keruh dan tidak bisa digunakan lagi untuk mandi dan lainnya. Tentunya ini harus mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah.

“Kita harap ada solusi terhadap persoalan ini, ” tuturnya.

Warga lainnya yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa dirinya sendiri sudah terkena gatal-gatal akibat dampak PETI ini.

“Cuma kita mau bicara susah juga. Karena masyarakat disana selalu diadu, ujung-ujungnya nanti kelahi antar saudara, ” ujarnya.
Ia mengatakan, kondisi air hari ini makin parah, bahkan bukan air lagi yang keruh itu tapi sudh seperti tanah.

“Air sungai Batang Suhaid itu keruh sudah dipastikan karena PETI. Tak mungkinlah tidak karena PETI. Tapi kita tidak mau ribut sama saudara, ” ungkapnya.

Ia mengatakan, jika PETI ini menjadi solusi dalam mencari kerja, tentu ini tidaklah benar, tapi disadari memang saat ini ekonomi lagi sulit. Namun tidak mungkinlah harus merusak tempat sendiri.

“Katanya masyarakat tidak mampu cari makan, namun beli mesin tambang mampu hingga Rp 40-50 juta satu alat, ” ungkapnya.

Lanjutnya, saat ini kegiatan PETI tersebut sudah masuk dalam Sungai Rindik yang merupakan bersebelahan dengan Sungai Batang Suhaid. Justru air hasil pertambangan di Sungai Batang Suhaid sudah menyebar ke Sungai Rindik.

“Jadi air sungai Batang Suhaid ini sudah tidak bisa digunakan beberapa hari ini. Warga juga sudah mulai terkena gatal-gatal. Untuk kolam air Sungai Batang Suhaid sudah tidak bisa digunakan lagi,” ungkapnya.

Sementara Camat Suhaid Chandra Ardiansyah juga membenarkan jika sudah ada warganya yang mulai mengalami gatal-gatal. “Bahkan ada yang mengalami disentri hingga berobat ke Puskesmas. Bisa jadi warga yang alami disentri ini akibat dampak PETI ini. Karena sebelumnya belum pernah warga mengalami ini, ” ujarnya.

Chandra mengatakan, kondisi air sungai Batang Suhaid sudah parah karena sudah sangat keruh. Dampak keruhnya air sungai ini dikarenakan masyarakat setempat tidak mau dikasi tahu, padahal pihaknya sudah sering mengingatkan kepada warga jangan sampai melakukan kegiatan PETI.

“Justru kita yang disalahkan mereka. Kita juga jadi aerbasalah dalam posisi ini. Kita tidak mau warga kita ditangkap dan kita juga tidak mau air sungai kita ini keruh, ” ujarnya.

Sebagai Camat kata Chandra, dirinya sudah melakukan pembinaan kepada masyarakat bahkan pihaknya memfasilitasi penertiban PETI yang dilakukan Polsek Suhaid.

“Tapi melihat air ini keruh, saya yakin kegiatan PETI ini masih berlangsung. Hanya saja untuk air ini jernih seperti semula agak lama, ” ungkapnya.

Chandra mengatakan, banyak waeganya yang mengeluhkan dengan kegiatan PETI ini, namun dirinya tidak memiliki kapasitas lagi untuk melakukan penertiban melainkan sudah menjadi kewenangan Aparat Penegak Hukum (APH).

“Kita minta kesadaran masyarakat khususnya pekerja PETI agar tidak melakukan kegiatan pertambangan lagi. Kemudian kita juga sudah melaksanakan proses ijin pertambangan yakni WPR. Kita tunggulah semua ijin ini selesai barulah masyarakat bekerja lagi, ” pungkasnya. (Opik)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Berita Populer

Go toTop